Personifikasi Suzuki di Indonesia
![]()  |              |
Nama:
  Soebronto Laras
  Lahir:
  Jakarta, 5 Oktober 1943
  Jabatan:
  Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional
  
  Isteri:
  Herlia Emmi Yani, putri Almarhum Jenderal Ahmad Yani
  Anak:
  Dua Orang
  
  Pendidikan:
  -SD Perguruan Cikini, Jakarta, 1958
  -SLP Perguruan Cikini, Jakarta, 1961
  - SLA Harapan Kita, Jakarta, 1964
  -Paisley College (Mechanical Engineering), Scotlandia, 1969
-  Hendon    College (Business Administration), London, United Kingdom, 1972
  
  Karir:
  - Direktur PT Saphira Pillar Motor (1972-1974)
  - Direktur First Chemical Industry (1974)
  - Dirut PT Indohero Steel Engineering & Co.
  - Dirut PT Indo Mobil Utama dan Wakil Dirut PT Suzuki Indonesia
  - Manufacturing (1976)
  - Wakil Dirut PT Suzuki Engine Industry
  - Dirut PT National Motors Co. dan Dirut PT Unicor Prima Motor
  (1984)
  - Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (1985)
  - Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional
  
  Alamat Rumah:
  Jalan Bonang 7, Jakarta Pusat Telp: 331195                        
Personifikasi Suzuki di Indonesia
       Subronto Laras, Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki  Internasional,    pengusaha yang membesarkan merek Suzuki di Indonesia. Tangan dingin  pria    kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1943, ini telah membawa produk-produk    Suzuki meraih sukses pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia.
  
  Bahkan tak berlebihan bila disebut dialah personifikasi Suzuki di  negeri    ini. Namanya identik dengan Suzuki. Suzuki adalah Soebronto Laras.  Atau    sebaliknya, Subronto Laras adalah Suzuki. Dua nama yang tak  terpisahkan.    
      
  Beberapa jenis otomotif merek Suzuki telah diluncurkannya. Satu yang    paling anyar dan merupakan pewujudan impian lamanya, adalah Suzuki  APV,    kendaraan multiguna (Multi Purpose Vehicle, MPV). Dia selalu  bersemangat    jika diajak bicara soal impiannya ini.    
Saat ditanya di sela acara peluncuran buku biografi Soebronto Laras berjudul Meretas Dunia Automotif Indonesia, Minggu (15/5), di Grand Ballroom, Hotel Hilton, mengapa Suzuki APV memakai mesin 1.500 cc dan bukan yang lebih besar dari rata-rata pesaingnya? Dia menjawab bahwa mesin berkapasitas 1.500 cc adalah batasan minimum dari aturan pajak 20 persen. Kalau lebih dari itu maka pajaknya lebih tinggi dan harganya akan lebih mahal. ”Suzuki APV bisa saja memakai mesin 1.600 cc, tapi harganya jadi lebih mahal sepuluh jutaan,” jelas tokoh yang akrab dipanggi Yonto itu.
       Soebronto Laras memang dibesrakan dalam keluarga yang menggumuli  dunia    otomotif. Ayahandanya, R. Moerdowo (almarhum) adalah importir mobil    Citroen, Tempo dan Combi sejak 1949. 'Maka sejak kecil dia sudah    tertarik kegiatan bengkel,'' ujar perakit motor dan mobil Suzuki itu.   
  
  Dia mengecap pendidikan SD sampai SLA di SD Perguruan Cikini, Jakarta,  1958, SLP Perguruan Cikini, Jakarta, 1961dan  SLA Harapan Kita,  Jakarta, 1964.    Setamat SLA, Yonto melanjutkan studi rekayasa mesin di Paisley College     for Technology, Scotlandia, 1969. Kemudian melanjut ke Hendon College    for Business Management, di London, United Kingdom, 1972. Selagi di    sanalah ia bergaul akrab denga Roesmin Noerjadin (mantan Menteri    Perhubungan), dan Benny Moerdani (mantan Pangab). Sebab, Yonto sempat    menjadi staf lokal Atase Pertahanan di KBRI London.
  
  Kembali dari Inggris, 1972, anak kedua dari empat bersaudara ini    berkenalan dengan Atang Latief, pemilik Bank Indonesia Raya dan  sejumlah    kasino (ketika itu). Bahkan Yonto menjadi orang kepercayaan Atang. Ia    menjabat Direktur PT First Chemical Industry, yang bergerak dalam  bidang    formika, alat-alat plastik, dan perakitan kalkulator.    
Empat tahun kemudian ia menjadi dirut perusahaan perakitan motor mobil Suzuki.''Saya berani karena didukung penuh oleh Pak Atang Latief,'' kata Yonto. Dari sebuah perusahaan yang nyaris bangkrut, kemudian berkembang hingga beromset ratusan milyar kala itu.
Kemudian sejak 1981 bisnisnya bertambah kuat dengan masuknya grup Liem Sioe Liong. Pada 1984, ia menjadi Dirut PT National Motors Co. dan PT Unicor Prima Motor, perakit mobil Mazda, Hino, dan sepeda motor Binter.
Pada masa remajanya, Yonto pernah menjadi pembalap motor, bersama antara lain Tinton Soeprapto. Pada hari- hari libur, bersama teman-temannya, ia masih suka menunggang motor Suzuki 1.000 cc ke luar kota. Kalau ada produksi baru hasil rakitan pabrik mobilnya, Yonto tidak pernah absen ikut menguji.
Dia menikah dengan Herlia Emmi Yani, putri Almarhum Jenderal Ahmad Yani, dikaruniai dua anak. Yonto menyenangi jogging, tenis, renang, rally, dan bulu tangkis. Ia juga memiliki koleksi sepeda motor dan anjing ras herder dan doberman. ►ti/tsl, dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar